Jumat, 30 November 2012


Pertemuan  Aneh

Minggu akhir bulan Oktober telah tiba, satu minggu kedepan adalah hari yang dinanti oleh semua siswa sebuah sekolah menengah atas di kota Salatiga. Hari-hari dimana akan diadakan tes tengah semester. Seorang siswa yang tidak terlalu pintar pun telah belajar bersiap untuk menghadapi tes tersebut. Ardi, seorang siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri di Salatiga yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Di tes tengah semester kali ini dia akan melaksanakan tes di ruang 1, dimana nantinya akan berdampingan dengan adik kelas yaitu kelas X5. Kala pagi mulai menjelang sang suryapun mulai beranjak bersinar menerangi hiruk-pikuk kehidupan dunia. 

Ardi sudah bersiap mental untuk menghadapi pertempuran hari ini, jadwal hari ini adalah Pendidikan Agama dan Bahasa Indonesia, soal kecil bagi Ardi. Dengan sepeda motornya yang bisa di kata sudah jadul dia bergegas berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, seperti biasa dia bersenda-gurau dengan teman-teman sekelasnya tapi juga sambil membaca-baca materi yang akan di teskan. Waktu menunjukan pukul 07.15, bel tanda masuk pun berbunyi. Ardi pun masuk ruang tes dan duduk sesuai dengan nomor urutanya. Dia mendapat tempat duduk di barisan paling kiri nomor tiga dari depan. Setelah pengawas tes membagikan soal dan lembar jawab, segeralah dia mengisi lembar jawab dengan biodatanya. Saat bel kedua tanda mulai mengerjakan soal berbunyi tiba-tiba  seorang perempuan membuka pintu dengan nafas terengah-engah yang datang dengan ekspresi bingung. Ardi terkejut dengan kedatangan perempuan yang datang secara tiba-tiba tersebut. Ardi beberapa waktu terdiam melihat perempuan itu. Dalam benaknya berkata “cantik dan manis sekali perempuan ini, andai aku bisa berkenalan denganya”. Perempuan itu menaruh tanya di depan kelas dan duduk di barisan kedua paling belakang dari tempat duduk Ardi. Namun pikiran yang terlintas di benak Ardi tadi hanya melintas dan hilang begitu saja karena dia fokus mengerjakan soal dihadapanya. Ardi di hari itu belum menganggap penting pertemuanya dengan seorang perempuan, ia hanya menganggap sebagai angin lalu.
Hari kedua tes mid semester pelajaran yang di teskan adalah matematika dan bahasa Inggris. Seperti biasanya Ardi datang ke sekolah dan duduk di tempat dimana ia mendapatkan nomor urut tes. Tes pertama adalah matematika, pelajaran yang dianggap sebagai momok oleh sebagian siswa karena melihat soalnya saja sudah sulit apalagi mengerjakanya butuh putar-putar otak tujuh kali. Waktu yang diberikan adalah 120 menit, 90 menit berlalu dan Ardi pun belum menyelaesaikan semua soalnya. Seperti layaknya pemikir-pemikir besar saat Andi berpikir dia menghadapkan kepalanya serong ke atas sambil meletakan jari telunjuk di dagunya. Setelah beberapa lama dia tetap saja tidak bisa mengerjakan soal yang belum selesai itu, Ardi mencoba rencana B tengok ke kanan dan ke belakang. Memang lucu pelajar sekarang tidak bisa mengerjakan malah berusaha keras, tapi berusaha keras mencontek. Ketika dia memalingkan wajahnya serong ke belakang, dia melihat perempuan yang kemarin datang terlambat dan yang sempat ia terpana olehnya yang duduk disebelah temanya yang bernama Hilda. Ardi melihat permpuan itu dengan ekspresi serius dalam mengerjakan soal dan kebetulan soal yang dikerjakan adik kelas juga matematika. Dia melihat betapa cantiknya perempuan itu, diapun melamun sampai-sampai pengawas memperingatkanya “ hei kamu Ardi, soalnya dikerjakan sendiri jangan tengak-tengok !”. Ardi terkejut lalu dia menghadap ke depan dan memulai menulis, entah apa yang di tulis mungkin menggunakan rencana C yaitu dengan jurus pengawuran.
Malam setelah kejadian itu, Ardi mulai terbayang akan wajah perempuan yang merupakan adik kelasnya tersebut. Sambil membuka buku di atas tempat tidunya dia bertanya tanya dalam benaknya, “ siapa ya nama perempuan itu, kenapa perasaanku jadi begini?” . Hari ketiga dan hari-hari selanjutnya saat tes berlangsung Ardi sesekali melihat perempuan itu, hatinya merasa senag melihat perempuan tersebut walaupun perempuan tersebut tidak tahu jika dia sedang diperhatikan oleh seseorang.
Hari-hari selalu terngiang oleh wajah adik kelas tersebut, Ardi baru sekali merasakan rasa ini yang dialaminya pada perjumpaan pertama. Sebelumnya Ardi adalah seorang cowok yang sulit untuk jatuh cinta pada seorang cewek. Namun setelah tes mid selesai perjumpaan dengan adik kelas itupun tak terjadi lagi, Ardi berpikir mungkin dia tidak akan pernah bisa berkenalan dengan perempuan itu. Yah memang Ardi adalah seorang cowok yang agak tertutup dan juga pemalu jadi sulit untuk mendekati seorang perempuan sekalipuan. Hari berganti hari dan bayangan itu semakin lama semakin memudar, tetapi masih ada dalam kenagan Ardi. Kembali ke kegiatan sehari-hari untuk menghadapi UN, pemadatan dari jam 06.16 dan pulang pukul 13.30 dan pukul 15.00 sudah harus berangkat les sampai pikul 17.00 sebagai penunjang pelajaran sekolah. Seperti robot yang tak sempat memikirkan perasaan dan hanya memikirkan pelajaran. Dan kenangan perjumpaan itu telah dilupakan.

bersambung ke Salah Kenal ,....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Ahmad Adiib Zidnie. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.