Pertemuan Aneh
Minggu akhir bulan Oktober telah tiba, satu minggu
kedepan adalah hari yang dinanti oleh semua siswa sebuah sekolah menengah atas
di kota Salatiga. Hari-hari dimana akan diadakan tes tengah semester. Seorang
siswa yang tidak terlalu pintar pun telah belajar bersiap untuk menghadapi tes
tersebut. Ardi, seorang siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri di Salatiga yang
sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Di tes tengah semester kali ini dia akan
melaksanakan tes di ruang 1, dimana nantinya akan berdampingan dengan adik
kelas yaitu kelas X5. Kala pagi mulai menjelang sang suryapun mulai beranjak
bersinar menerangi hiruk-pikuk kehidupan dunia.
Ardi sudah bersiap mental untuk menghadapi pertempuran
hari ini, jadwal hari ini adalah Pendidikan Agama dan Bahasa Indonesia, soal
kecil bagi Ardi. Dengan sepeda motornya yang bisa di kata sudah jadul dia
bergegas berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, seperti biasa dia
bersenda-gurau dengan teman-teman sekelasnya tapi juga sambil membaca-baca
materi yang akan di teskan. Waktu menunjukan pukul 07.15, bel tanda masuk pun
berbunyi. Ardi pun masuk ruang tes dan duduk sesuai dengan nomor urutanya. Dia
mendapat tempat duduk di barisan paling kiri nomor tiga dari depan. Setelah
pengawas tes membagikan soal dan lembar jawab, segeralah dia mengisi lembar
jawab dengan biodatanya. Saat bel kedua tanda mulai mengerjakan soal berbunyi
tiba-tiba seorang perempuan membuka
pintu dengan nafas terengah-engah yang datang dengan ekspresi bingung. Ardi
terkejut dengan kedatangan perempuan yang datang secara tiba-tiba tersebut.
Ardi beberapa waktu terdiam melihat perempuan itu. Dalam benaknya berkata
“cantik dan manis sekali perempuan ini, andai aku bisa berkenalan denganya”. Perempuan
itu menaruh tanya di depan kelas dan duduk di barisan kedua paling belakang
dari tempat duduk Ardi. Namun pikiran yang terlintas di benak Ardi tadi hanya
melintas dan hilang begitu saja karena dia fokus mengerjakan soal dihadapanya.
Ardi di hari itu belum menganggap penting pertemuanya dengan seorang perempuan,
ia hanya menganggap sebagai angin lalu.
Hari kedua tes mid semester pelajaran yang di teskan
adalah matematika dan bahasa Inggris. Seperti biasanya Ardi datang ke sekolah
dan duduk di tempat dimana ia mendapatkan nomor urut tes. Tes pertama adalah
matematika, pelajaran yang dianggap sebagai momok oleh sebagian siswa karena
melihat soalnya saja sudah sulit apalagi mengerjakanya butuh putar-putar otak
tujuh kali. Waktu yang diberikan adalah 120 menit, 90 menit berlalu dan Ardi
pun belum menyelaesaikan semua soalnya. Seperti layaknya pemikir-pemikir besar
saat Andi berpikir dia menghadapkan kepalanya serong ke atas sambil meletakan jari
telunjuk di dagunya. Setelah beberapa lama dia tetap saja tidak bisa
mengerjakan soal yang belum selesai itu, Ardi mencoba rencana B tengok ke kanan
dan ke belakang. Memang lucu pelajar sekarang tidak bisa mengerjakan malah
berusaha keras, tapi berusaha keras mencontek. Ketika dia memalingkan wajahnya
serong ke belakang, dia melihat perempuan yang kemarin datang terlambat dan
yang sempat ia terpana olehnya yang duduk disebelah temanya yang bernama Hilda.
Ardi melihat permpuan itu dengan ekspresi serius dalam mengerjakan soal dan
kebetulan soal yang dikerjakan adik kelas juga matematika. Dia melihat betapa
cantiknya perempuan itu, diapun melamun sampai-sampai pengawas memperingatkanya
“ hei kamu Ardi, soalnya dikerjakan sendiri jangan tengak-tengok !”. Ardi
terkejut lalu dia menghadap ke depan dan memulai menulis, entah apa yang di
tulis mungkin menggunakan rencana C yaitu dengan jurus pengawuran.
Malam setelah kejadian itu, Ardi mulai terbayang akan
wajah perempuan yang merupakan adik kelasnya tersebut. Sambil membuka buku di
atas tempat tidunya dia bertanya tanya dalam benaknya, “ siapa ya nama
perempuan itu, kenapa perasaanku jadi begini?” . Hari ketiga dan hari-hari
selanjutnya saat tes berlangsung Ardi sesekali melihat perempuan itu, hatinya
merasa senag melihat perempuan tersebut walaupun perempuan tersebut tidak tahu
jika dia sedang diperhatikan oleh seseorang.
Hari-hari selalu terngiang oleh wajah adik kelas
tersebut, Ardi baru sekali merasakan rasa ini yang dialaminya pada perjumpaan
pertama. Sebelumnya Ardi adalah seorang cowok yang sulit untuk jatuh cinta pada
seorang cewek. Namun setelah tes mid selesai perjumpaan dengan adik kelas
itupun tak terjadi lagi, Ardi berpikir mungkin dia tidak akan pernah bisa
berkenalan dengan perempuan itu. Yah memang Ardi adalah seorang cowok yang agak
tertutup dan juga pemalu jadi sulit untuk mendekati seorang perempuan
sekalipuan. Hari berganti hari dan bayangan itu semakin lama semakin memudar,
tetapi masih ada dalam kenagan Ardi. Kembali ke kegiatan sehari-hari untuk
menghadapi UN, pemadatan dari jam 06.16 dan pulang pukul 13.30 dan pukul 15.00
sudah harus berangkat les sampai pikul 17.00 sebagai penunjang pelajaran
sekolah. Seperti robot yang tak sempat memikirkan perasaan dan hanya memikirkan
pelajaran. Dan kenangan perjumpaan itu telah dilupakan.
bersambung ke Salah Kenal ,....
bersambung ke Salah Kenal ,....
0 komentar:
Posting Komentar